Rabu, 17 November 2010

AZZAN ANAK ADAM (1)

Azzam seorang MUSLIM (1)
Ahad 3 oktober adalah hari pertama bagi ku untuk mengimplementasikan azzam yang telah dirancang dua hari yang lalu. Awal bulan adalah waktu yang tepat bagi diri ini untuk memperbaiki peta hidup 3 tahun yang lalu, tepatnya bukan memperbaiki tetapi membuat schedul perencanaan untuk pencapaian mimpi-mimpi besar yang ingin dicapai dua, tiga tahun kedepan.
Pagi yang cerah itu pun ana lalui dengan sebuah iltizam untuk mendapat salah satu dari muwashofat seorang muslim, yaitu QOWIYYUL JISM,,,Rangkaian qowiyyul jism ini ana awali dengan sebuah jogging ma’rifat jogja. Ini dilakukan memang dengan sebuah keinginan yang sudah terpendam lama, keinginan yang dilandasi dari ke-iri-an melihat orang2 yang dulu saat diawal keberadaan ana di jogja. Sedikit flashback tiga tahun yang lalu, dimana setiap akhir pekan sabtu dan ahad yang selalu disibukkan untuk mengikuti dauroh-dauroh dan pelatihan peningkatan kapasitis seorang jundi dari pejabat-pejabat dan pembesar-pembesar dakwah kampus UGM. Dulu iri sekali hati ini ketika melihat banak sekali teman-teman yang ada disekitar saa yang memiliki waktu luang untuk bersendagurau dan menikmati hari-hari, detik demi detik waktunya dengan aktivitas-aktivitas yang menjadi kegemaran dan kesukaan dirinya. Namun meskipun begitu ana sangat bersukur sekali menghabiskan waktu 3 tahun itu dengan agenda-agenda keummatan seperti dulu, hingga hari ini pun ana merindukan suasana-suasana untuk menghadiri dauroh militansi , penugasan dari mas’ul2 kampus ataupun i’lanat yang didalamnya sungguh banyak seklai kisah dan rajuta ukhuwwah yang terbangun disana, sedih dan haru kalau harus mengingat masa-masa perjuangan seorang jundi dahulu.
Eits.....eits....koq malah jadi curhat kayak gini yak,,heheh,,,
Yuk kita lanjutkan,,,(biar gak tegang..^^)
Jogging ma’rifat itu pun di lakukan dengan rute pogung-jembatan teknik monjali-jetis-jembatan sardjito-ugm-teknik-pogung kidul.
Selama perjalanan banyak sekali hikmah dan kesyukuran serta perasaan hati ynag berkecamuk dalam qolbu ini. Diawal perjalanan ana merasakan aura semangat seorang sahabat rasul yang senantiasa perkasa dalam setiap medan jihad, yang selalu membuat hati berdecap kagum ketika membaca siroh sepak terjang para sahabat mengalahkan kaum kafir di masa nya. Bagaimana tidak kagum kalau seorang Ali yang dengan sepak terjangnya dapat membuka pintu kerajaan quraisy di saat salah satu perang bersama rasul kala itu, bagaimana tidak kagum ketika mendengar bahwa para sahabat dengan beraninya mengikuti perang yang perbandingan para sahabat dengan tentara musuh, satu banding lima, kemudian semua itu dilengkapi dengan kekuatan fisik para sahabat yang dalam siroh yang menceritakan dengan satu kibasan pedangnya dapat memutuskan kaki kuda-kuda tentara musuh dan kehebatan para sahabat yang dengan itu kehebatan silvester stallon dalam film EXPENDALS pun kalah jauh kalau dibandingkan.Jogging yang diawali semanagat jihad dan dilengkapi dengan nasyid haroky.
Ada pertanyaan besar dalam pikiran ana selama perjalan dari jembatan teknik monjali menuju jetis, Pertanyaan yang muncul melihat gerombolan anak muda, smp sampe sma dengan style anak PUNK berjalan layak nya konvoi untuk aksi menuju malioboro melewati tugu jogja,,,heheh,,,Dengan sebuah keberanian dalam ketakutan ana pun mencoba menyapa rombongan tersebut dan terjadi sedikit tanya jawab dengan salah satu pemuda rombongan anak punk tersebut.
“dari mana nih mas rombongan???” tanya ku mengawali dialog bersama anak itu, sebut saja amin namanya. Amin pun menjawab “wah mas ini gabungan massa mas”..
“Rombongan dari mana ja min???” tanya ku semakin dalam.
“ini ada yang dari semarang, klaten, surabaya,solo dll mas”..
“wah emang kalian dari mana dan mau kemana ya???”hati yang semakin penasaran pun semakin tak tahan mengeluarkan tanda tanya besar dalam pikiran ku.
“ini mas dari habis nonton konser band”(kayaknya sih band ROCK gitu...coz asing namanya ditelinga ku...)
“oh gitu mas,,,yaudah saya lanjut lagi ya,,,”,,,”ya mas”jawab si amin dengan ekspresi datar...

Setelah melewati rombongan itu hati ku pun terus berkata dan bertambah azzam dalam diri ini untuk membuat sebuah perubahan mendasar dari negeri ini. Bagaimana hancurnya negeri ini kalau setiap generasi muda harapan bangsa nya seperti yang ana lihat tadi pagi, rombongan anak punk yang tidak hanya terdiri dari laki-laki, namun dalam rombongan itu ada bebrapa anak putri yang boleh jadi kalau bangsa ini benar dalam mengelola pemudanya, maka anak putri tersebut bisa saja menjadi ummu salamah yang menjadi seorang istri rasul yang bijak saat memberikan nasehat kepada rasul yang sedang sedikit kesal melihat para sahabat yang tidak mematuhi perintah rasul untuk memotong rambut dan membatalkan umroh sebagai konsekuensi dari perjanjian HUDAIBIYAH .Boleh jadi anak putri terbut menjadi seorang mujahidah pertama palestine yang berani mengorbankan nyawa nya demi izzah dien ini. Ataupun minimal menjadi muslimah yang solikhah dan dapat membangun keluarga peradaban.

Azzam yang semakin membuncah saat melihat kehidupan sepanjang kali code dari pinggir jembatan kuning sardjito, perasaan miris ketika melihat realita kerja rodi masih bergentayangan di depan mata negeri ini yang sudah memasuki zaman milleniumnya. Azzam yang memuncak ketika melihat seorang nenk tua renta yang masih saja mengemis dan meminta-minta sambil menggendong cucunya di perempatan lampu merah MM UGM, atau desir rintihan aor mata ketika melihat orang yang rumahnya dari BANTUL paling selatan membawa sebuah kursi rotan dengan sebuah sepeda ontel berkeliling di daerah pogung untuk mendapatkan rezeki yang halal, namun di saat yang bersamaan banyak seklai pemimpin negeri ini yang sangat enaknya dan dengan teganya memeakan uang rakyat secara tidak halal. Atau semakin miris ketika mendengan kabar bahwa harga pakaian seorang pemimpin negeri ini mencapai milyaran rupiah di tengan rakyatnya yang sedang kelaparan dan kesusahan mencari sepiring nasi. Terkadang hati ini ingin teriak...teriak sekencang-kencangnya menuntut kesejahtraan rakyat negeri ini, menuntut lahirnya pemimpin yang adil dan mengayomi rakyatnya, layaknya kholifah UMAR yang sennatiasa berkeliling setiap malam untuk mengetahui keadaan yang sebebanarnya dari rakyat yang sedang dipimpinnya.

Azzam yang semakin memuncak dalam diri ini untuk menjadi mahasiswa yang mandiri dalm finansialnya, ketika melihat banyak sekali bangunan usaha yang berdiri kokoh di sepanjang jalan monjali sebelah selatan. Azzam yang menjadi dengan diiringi doa dalam hati sanubari untuk dimudahkan rezeki dari Alloh, sehingga aku bisa membuktikan pada dunia bahwa menjadi muslim itu harus bermanfaat bagi lingkungna sekitarnya, boleh jadi ke depan ketika wirausaha ku benar-benar terrealisasi dan mencapai titik sukses aku akan banyak sekali membuka lapangan pekerjaan yang bisa sedikit membantu permasalahan pengangguran pemuda negeri ini. Dan boleh jadi ketika Alloh mengabulkan do’a ku maka ke depan akan bertambah donatur dalam jalan dakwah ini, donatur yang selalu aku cari saat dakwah ini ingin melakukan inovasi-inovasi dalam metode dakwahnya, tetapi kandas karena permasalahan dana.Menjadi Muslim yang bermanfaat bagi orang yang ada disekitarku itulah azzam yang harus aku capai dan raih dua tiga tahun kedepan..

Dari sudut kamar kos pogung kidul, dengan semangat yang menggebu
Yogyakarta, 3 Oktober 2010
Dwi Wahyu Purnomo
Bergerak atau tergantikan!!! Tetap Semangat pantang menyerah, tetap tersenu dan bersiap-siagalah,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar