Kamis, 18 November 2010

Menjemput Mentari Kemenangan, SEBUAH INDONESIA MADANI

Menjemput Mentari Kemenangan, SEBUAH INDONESIA MADANI

Suasana dan atmosfer lingkungan sekitar akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter setiap orang, begitu juga akan membentuk opini masyarakat sekitar yang kemudian mendasari mereka untuk berbuat sesuai apa yang mereka lihat dan pahami terhadap tuntutan lingkungan sektarnya tersebut. Untuk itulah salah satu alasan yang membuat kita untuk senantiasa berbuat sesuatu yang bisa kita namakan DAKWAH atau menyeru seseorang berbuat kebaikan baik untuk untuk diri nya sendiri maupun untuk lingkungan nya sendiri.
Di lingKungan sekitar kita sadar atau tidak, sebenarnya banyak sekali terdapat orang-orang yang meninginkan perbaikan. Katakanlah kita sekarang sedang beraktivitas di lingkungan kampus atau yang lebih kecil lagi adalah kita sedang berada di fakultas terbesar di kampus tercinta kita ini,fakultas teknik. Ataupun dimanapun kita beraktivitas hari ini.
Di lingkungan sekitar kita sebenarnya masih banyak orang yang menginginkan perbaikan dan pembaharuan atmosfer lingkngan disekitarnya, mereka semua tersebar di masing-masing bagian bumi tak terkecuali di lingkunga sekitar kita, mereka semua memiliki latarbelakang yang heterogen dan memiliki adat kebiasaan yang berbeda-beda. Bisa dikatakan di lingkungan sekitar kita sekarang ini banyak orang yang siap menjemput mentari kemenangan. Mentari kemenangan yang menjadi mimpi bersama, namun tercecer dan berserakan entah kemana arah dan tujuannya, sehingga mentari kemenangan itu pun terasa sangat jauh letaknya, terasa tinggi dan mustahil untuk diraih. Padahal sejatinya mentari kemenangan itu begitu terang cahayanya, mentari kemenangan itu begitu luas cahayanya menyapa seluruh orang yang berada disekitarnya ,menerangi banyak orang yang kehilangan arah dan mencari kompas petunjuk hidupnya.
Yang sekarang menjadi pertanyaan besar bagi kita bukanlah ada apa tidaknya mujahid penjemput mentari kemenangan itu, tetapi dimanakah para mujahid-mujahid tersebut???.Mujahid-mujahid itu sebenarnya banyak dan memiliki kekuatan besar untuk segera menjemput mentari kemenangan itu, namun mujahid itu seperti sebatang sapu lidi yang membangun diorama-diorama impian secara sendiri-sendiri. Padahal sejatinya istana impian itu adalah impian bersama setiap mujahid penjemput mentari kemenangan dimanapun ia berada. Sejatinya diorama pada masa modern ini digunakan untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya dari landskap impian sejarah masa lalu, kejadian alam, dan keadaan kota impian masa yang akan datang, kota impian yang mentari kemenangan itu begitu hangat cahayanya, terang benderang menyibak tabir kegelapan setiap penghuni kota impian tersebut.
Sudah saat nya serakan sapu lidi itu kita satukan menjadi sapu lidi yang kuat dan dapat membersihkan debu-debu bahkan sampah yang merusak pandangan dan memberi ketidaknyaman penghuni kota impian kita. Untuk itu dibutuhkan sebuah sinergitas gerak menjemput mentari kemenangan itu. Sinergitas membangun istana yang terdiri dari setiap diorama yang sudah terbangun, sinergitas yang memberikan kekuatan menyatukan diorama-diorama impian menjadi sebuah istana peradaban yang menjadi persinggahan ternyaman bagi kita semua yang mengusung panji-panji peradaban itu. Karena kita semua adalah tentara – tentara yang bergerak didasari kepahaman dan semangat robbaniyah yakin bahwa ketika bangunan peradaban itu telah selsai dan berdiri kokoh maka tidak ada manusia satu pun yang dapat meruntuhkannya. Jadi teringat pidato seorang mujahid Indonesia:
"Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga" (Panglima Besar Jenderal Sudirman).
Tulisan diatas adalah sedikit gambaran minatur negeri madani yang saya harapkan, negeri yang dipenuhi pemimpin yang adil dan membawa kesejahteraan pada seluruh rakyatnya. Bangunan negeri impian itu akantercipta manakala setiap komponen mujahid mentari kemenangan itu berbagi peran secara rapi dan terstruktur sehingga setiap area yang harus disentuh itu pun akan mendapat pencerahan dan kehangatan cahaya ILLAHI tersebut.
Sadar atau tidak kita hari ini masih memiliki banyak sekali PR dan tugas yang harus kita lakukan untuk mendapatkan sebuah negeri sekuler tetapi dengan warna sebuah pesantren,diantaranya hari ini kita masih di persulit dengan adanya masalah internal yang sengaja di buat untuk menggerogoti kesatuan ummat islam saat ini. Belum lagi keadaan penerus bangsa yang jauh dari moral dan agama. Banyak sekali tugas yang harus kita selesaikan untuk mendapatkan kampus Indonesia yang madani.
Untuk mendapatkan sebuah cahaya kemenangan di negeri tercinta ini sudah selayaknya kita semua elemen masyarakat yang peduli sebagai punggawa kemenangan ini memiliki sebuah pemikiran yang luas dan tidak hanya terkooptasi sebuah cakupan yang kecil, sudah saat nya kita membuat cahaya ketenangan (read:Islam) ini menyentuh seluruh lapisan masyarakat baik secara regional maupun skala nasional bahkan internasional. Hal ini memang secara kasat mata tidak mungkin kita lakukan ketika melihat kondisi negeri yang masih perlu mendapatkan treatment untuk menyamakan frekuensi dan mimpi negeri impian.
Mimpi besar saya terhadap negeri ini adalah sebuah bangunan peradaban negeri yang diisi oleh orang – orang yang seperti sahabat rasul,ABU BAKAR,UMAR,USTMAN,dan ALI yang memiliki totalitas untuk melakukan perubahan terhadap ummat ini. Tetapi untuk mendapatkan itu semua diperlukan sebuah figur aktivis cahaya kemenangan yang mencerminkan sosok rasulullah, yaitu sosok seorang murobbi idaman, sosok murobbi yang tak kenal lelah dalam mentarbiyah para sahabatnya. Yang saya inginkan dalam negeri tercinta ini adalah setiap waktu tersebar senyum dan salam sehingga negeri ini diwarnai dengan kebiasaan penghuni syurga. Negeri ini dipenuhi dengan pejabat, birokrat dan masyarakat kampus yang sangat dekat dengan syiar seorang muslim. Negeri yang nuansa kehidupannya islami. Ketika waktu adzan tiba maka setiap masjid yang ada di seluruh penjuru penuh sesak dengan masyarakat yang berlomba-lomba mengerjakan solat dan di setiap pojok keramaian terdapat banyak sekali orang2 yang tidak malu-malu lagi melakukan kebaikan,misal di lingkungan kampus negeri ini terdapat pojok tilawah dan syiar kajian. Yang jelas secara singkat saya hanya bisa memberikan saran bahwa untuk membangun INDONESIA yang madani maka kita semua perlu membangun sebuah bangunan kecil peradaban yang kedepannya bersatu dan memiliki frekuensi yang sama menggapai mentari kemenangan itu, mentari negeri madani. INDONESIA MADANI..!!!
AYO KAWAN SEMUA KITA BERSEMANGAT MEMBANGUN PERADABAN SECARA BERSAMA DEMI MENJEMPUT MENTARI KEMENANGAN DAN MENGHILANGKAN EGOISME DAN KEPENTINGAN PRIBADI...HANYA SATU TUJUAN KITA,,,,RIDHO ALLOH SWT,,,, .^_^...


DWI WAHYU PURNOMO
TEKNIK ELEKTRO 2007
KETUA KELUARGA MUSLIM TEKNIK X3 (KMT) FT UGM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar