Senin, 02 Mei 2011

Menuang CINTA menuju FIRDAUS


Ada yang mengatakan cinta tak memiliki makna dan pengertian yang definitive. Layaknya hantu (makhluk halus) yang tak bisa diduga keberadaannya. Datang tak dijemput, pulang tak di antar…(heheh kayak jailangkung , jailangset…=) ). Ia mengalir begitu saja secara fitroh dan memberikan rasa yang begitu terasa pekatnya sehingga cukup wajar kalau ada yang mengatakan bahwa cinta bisa memabukkan. Kalau boleh mengutip cinta tanpa definisi nya ustad anis matta, maka cinta itu di ibaratkan seperti angin membadai, tak kelihatan tetapi kita dapat merasakannya, merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun dan merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau cinta juga layaknya banjir tsunami mendesar, tak dapat dicegah dan kita hanya ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan dihadapannya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merangkuh dalam kelembutan, setelah itu ia kembali tenang seperti harimau yang tidur kekenyangan. Begitulah cinta deritanya tiada akhir,,,heheh ending cinta yang dirasakan cut pat kai dalam serial kera sakti.
Dengan cinta pada dasarnya Alloh mengajarkan kita menjadi pribadi yang dekat dengan syurga dan menjadikan kita semua hamba yang ia cintai di dunia dan akhirat kelak. Dalam realita yang kita hadapi sekarang lebih banyak adik-adik kita mengumbar cinta durjana, baik itu yang terang-terangan kemaksiatan ataupun cinta durjana yang berkedok dakwah maupun terkesan “memanfaatkan” sistem dan aktivitas dakwah yang ada. Sebagai contoh forward sms kajian dan janjian datang kajian atau tabligh akbar dengan lawan jenis (ikhwan ataupun akhwat). Tidak salah ketika kita forward kajian ataupun ma’had kepada lawan jenis yang menjadi teman aktivita kita dalam kereta dakwah ini. Pertanyaan yang bisa menjadi parameter menohok bagi kita semua itu adalah “Apakah saat kita memforward itu kita melakukan hal yang sama kepada temam karib sejenis yang kita miliki??”Apakah hati kita juga terjaga menjauhkan diri dari bisikan syetan saat memberikan tanda senyum dalam sms kajian tersebut???”itu semua yang hanya tahu adalah kita dan Alloh yang maha melihat. Banyak kasus yang terjadi demikian dalam aktivitas dakwah sekalipun. Awalnya ikut kajian tapi di akhiri ketemu makan bareng pasca kajian, atau di akhiri dengan statement message,,”subhanalloh kajian tadi, membuat hati bergetar dan semakin terus di ingatkan kepada Alloh, semoga kita semua tergolong ke dalam hamba yang dipertemukan di jannahNya.” Dari banyak kasus yang ditemui asbab terjadinya cinta durjana bertopeng syurga itu adalah semangat fastabiqul khoirot dan saling menasehati sesame muslim. MElalui tulisan ini mari kita bertanya dengan tegas dalam hati kita masing-masing, “SUDAHKAH semua SAUDARA sejenis kita ajak dan ingatkan dalam kebaikan, SAMPAI-SAMPAI harus si “dia ” yang kita jaak dna di ingatkan???”…
Selain itu kalaupun dalam sebuah sistem aktivitas kereta dakwah di iringi dengan cinta durjana seperti hal nya yang disamapiakn di atas, terus terang cobalah memberanikan diri untuk sekedar tabayun kepada mas’ul dan mas’uliyah lembaga kita untuk memindahkan amanah yang ada sehingga dapat membatasi interaksi dan lebih kepada menjaga d=hati dan berhati-hati dalam rangka meraih ridho firdaus Alloh SWT. Berterus teranglah pada hati sanubari yang paling dalam bahwa kita berdakwah jauh dari niat hina dan sekedar mendapat cinta terlarang itu dengan keringat dan pengorbanan yang kita lakukan, SUNGGUH sangat kerdil dan hina ketika diri ini terjerembab dalam lubang syetan terkutuk seperti hal tersebut.
Pernahkah kita berfikir bagaimana keberkahan dakwah yang kita lakukan hari ini atas dosa durjana tersebut??. Semangat yang menagalir dalam kobaran api dakwah kita hanya dilandasi karena dia, gelora pengorbanan yang ada hanya karena pamrih dilihat si dia, dan latarbelakang aktivitas dakwah kita sangat sering didasari karena dia, dia, dan dia.??? Belum terlalu terlambat untuk bertaubat ketika itu semua terjadi pada kita, memohonlah ampunan kepada Alloh untuk dapat menuang cinta menuju firdaus.
Menuang CINTA menuju Firdaus bukanlah perkara mudah ataupun seperti kita membalikan kedua telapak tangan. Cinta yang membawa aroma syurga adalah cinta yang dbingkai sebuah kefitrohan karena Alloh, buakankan salah satu hamba Alloh yang mendapat syafaat di saat tak ada lagi syafaat di muka bumi ini adalah pribadi yang saling mncinta dan membenci karena Alloh??Menuang CINTA menuju Firdaus adalah dengan menyatukan dua cinta anak adam hawa dalam ikatan pernikahan.
Pernikahan yang dibangun bukan sekedar peng-halal hubungan dua insane, tetapi pernikahan yang dilandasi ideology yang sama untuk meiti peradaban dari keluarga-keluarga kecil nan bahagia. Jangan pernah terbersit dalam benak kita bahwa menikah hanya sekedar untuk mencari teman pelipur lara, mencari pasangan penenang hati saat kegalauan menghampiri, atau mencari pasangan hanya di landasi agar urusan-urusan kita diperingan karena istri/ suami kita kelak menanggung sebagian amanah yang ada pada pundak kita. Sebagai contoh seorang laki-laki menikah hanya karena ingin bajunya ada yang mencucikan dan menyetrikakan ataupun ada yang memasakan dan sekedar menyeduhkan secangkir kopi susu di pagi hari. Atau begitu juga sebaliknya seoarang perempuan menikah hanya dilandasi ketika menikah maka suami yang akan menanggung seluruh keinginan dan permintaan kita, ataupun ketika memilik pasangan maka bagaimana akan dapat bermesraan saat libur kerja pasangan kita tiba. Sungguh cangkir cinta menuju firdaus tidak sekecil itu dan sedangkal itu.
Cangkir cinta firdaus itu begitu luas seluas jannahNya, ia menanti diisi sebuah cinta putih ideologis. Yang di maksud cinta putih ideologis itu adalah bagaimana ikatan pernikahan itu sudah disiapkan dari awal ketika kita membeli tali ikatan cinta firdaus itu. Bagaimana ideologis yang dibangun dari ketika kita memilih pasangan hidup, apa alasan kita memilih pasangan tersebut, besar mana prosentasi memilih pasangan hidup berdasarkan fisik atau berdasarkan kedekatan pasangan kita dengan Alloh??. Dalam memilih pasangan hidup kita itu juga merupakan langkah kita berbuat baik kepada anak-anak kita sebelum mereka lahir. Harusnya kita belajar dari dialog seorang ulama yang bernama ‘Utsman bin Abu ‘Ash Ats-Tsaqafi dengan anaknya.
“Dia berkata : “Wahai anak-anakku orang yang menikah itu adalah seperti orang bercocok tanam, maka hendaklah seseorang memperhatikan dimana dia harus meletakkan benihnya. Ketahuilah, wanita yang buruk itu sedikit seklai melahirkan generasi yang baik. OLeh karena itu, pilihlah wanita-wanita yang menjadi istri-istri kalia, meskipun kalian harus menunggunya dalam jangka waktu yang lama.” Dan perkataan Abu Al-‘Aswad Ad-Du’ali kepada anak-anakanya”Aku benar-benar telah berbuat baik kepada kalian sejak kalian masih kecil dan setelah kalian dewasa, dan bahkan sebelum kalian dilahirkan.” Kemudian anak-anaka nya bertanya: “Bagaimana ayah dapat berbuat baik kepada kami sebelum kami dilahirkan??” kemudia dia menjawab Yaitu dengan memilihkan untuk kalian seorang ibu yang baik.”Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW dalam kitab Al-Kaamil.
“NIkahilah (wanita) yang berada pada tempat yang baik, karena sesungguhnya seorang wanita itu dapat mempengaruhi factor keturunannya.”
Secara fitroh ketika kita ingin menikah dan memutuskan untuk menjalin iktan suci itu maka seharusnya jauuuuuuhhhhh dari saat itu kita sudah melakukan persiapan puanjaaang untuk mendapatkan pasangan yang sekufu dan menghasilkan keturunan yang menyejukkan pandangan dan menenangkan hati serta membawa rumah tangga beraroma syurga yang indah. Jangan sampai akibat persiapan yang kita lakukan sangat kurang sehingga terlahir anak durhaka dan kita pun kedepannya menyalahkan anak-anak kita, seperti sebuah cerita seorang lelaki yang pernah mendatangi khalifah Umar bin Khatabyang mengeluhkan sikap durhaka anaknya. Setelah mendengar itu khalifah Umar pun memnggil anak tersebut dan menasehatinya untuk tidak durhaka kepada ayahnya. Namun anak itu justru berkata kepada ‘Umar : “Wahai Amirul mukmin, bukankah seorang anak itu mempunyai hak-hak yang harus dipenuhi ayahnya?”
“Benar.” Jawab ‘Umar.
“Apa itu wahai amirul mukminin?” Tanya anak itu.
Umar menjawab: “Hendaknya ia memilih wanita yang akan menjadi ibu dari anaknya, memperbagus namanya, dan mengajarkan kepadanya Al-Kitab (Al-Qur’an).”
Singkatnya anak tersebut menceritakan bahwa ibunya adalah wanita negro yang pernah jadi budak majusi, dan menamai dirinya Juala (kumbang), lalu dia tida pernah mengajarkan satu huruf Al-Qur’an pun pada ku..
Mendengar itu khalifah ‘Umar menoleh kepada sang ayah dan berkata:”Kamu datang untuk mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal kamu telah lebih dulu mendurhakai sebelum ia mendurhakai mu dan kamu telah lebih dulu menyakitinya sebelum ia menyakitimu?”.
YA…Diakhir tulisan ini semoga kita semua menjadi dcalon orang tua yang benar2 menikah karena Alloh sehingga air cinta yang kita tuang itu bisa menghantarkan kita menuju jannahNya dan kekal didalam firdaus bersama bidadari dunia kita nantinya dan beserta keluarga besar kita.TUANGLAH CINTA MENUJU FIRDAUS kawan,,,=)

23.30 disudut kamar calon abi yang menyiapkan diri sematang-matangnya membentuk keluarga ideologis dan berdoa penuh ketulusan berharap Alloh ridho atas usaha-usaha yang dilakukan untuk “menyiapkan ” bekal perjalanan bersama pasangan hidup yang sudah jelas keberadaannya, tapi ntah dimana dan siapa namanya….^_^
• DWI WAHYU PURNOMO
DA’I yang nyambi di electrical engineering GMU 2007
BERGERAK ATAU TERGANTIKAN….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar